Aku bertanya
seratus, tidak, seribu kali sebelum menulis ini. Haruskah aku menulisnya?
Akhirnya setelah seribu kali berpikir, kuputuskanlah untuk menulis.
***
Hari itu
seperti biasa...
"nek, gimana
kabarnya hari ini?"
"baik" tapi
bagiku dia tidak nampak baik-baik saja.
"bagaimana
perasaannya hari ini?"
"ini disini"
sambil nunjuk dadanya.
Singkat cerita,
aku tau nenek merasa sedih karena anaknya sudah lama tidak menjenguknya. Ia nampak
tidak bersemangat.
Aku elus
tangannya sambil memutar otak, bagaimana cara membuatnya bersemangat kembali?
“nek,
kemarin orang yang aku suka jalan bersama sahabat dekatku”
Kalimat itu....spontan
terlontar.
Dan seperti
sama spontannya, tiba-tiba nenekku tertawa.
.
.
.
Hingga tidak
terasa satu setengah jam percakapan kami berlalu. Aku tidak terlalu mengingat
detail percakapan kami tapi aku ingat ada kata-kata “Zahra ini cantik, udah. Sarjana,
udah. Mandiri, udah. Ngapain masih berharap sama laki-laki kaya gitu??!”, “jadi
perempuan itu harus tegas! Kamu tanya ke kawanmu itu, kamu suka sama dia? Tanya
ke laki-laki itu, kamu suka sama dia? Kalau sama-sama suka yaudah, tinggalin!”,
“buktiin kamu bisa lebih baik dari dia!”
Aku tersenyum.
“kalau jodoh
juga gak bakal kemana”
“nenek
gimana tau kalau kakek jodohnya nenek?”
“dia itu
baik. Baik banget. Makanya pas dia meninggal saya gak pernah terbersit
sedikitpun untuk nikah lagi”
Aku tersenyum
lagi. Kali ini lebih lebar.
***
Percakapan pagi
ini adalah percakapan yang tidak akan aku lupakan seumur hidup. Aku ingin menangis
dan tertawa pada saat yang bersamaan. Menangis karena mengingatmu dan tertawa
karena aku berhasil membuat nenek tersenyum kembali.
Kamu tidak
tau, betapa siang itu aku ingin langsung menekan nomormu di ponselku untuk
mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena telah membuat nenekku tertawa dan
bersemangat lagi hari ini. Terimakasih.
Mungkin kamu
akan berpikir bahwa terimakasihku sangat tidak masuk akal tapi nenekku adalah
orang yang berharga. Sama seperti kamu. Aku sudah menyayanginya sejak
percakapan pertama kita dan melihatnya bersedih pagi ini sangat menghancurkan
hatiku. Di panti ini nenek tidak punya siapa-siapa. Panti ini bukan seperti
rumah sakit dimana seseorang bisa meninggalkan rumah sakit jika sudah sembuh
dari sakitnya. Tapi bukan juga rumah singgah. Panti ini adalah tempat terakhir
mereka. So either die or run away, they’ll be here forever. That part really
broke my heart. So i try as hard as i could to make her feel comfortable.
***
Aku sudah
sangat sering mengucapkan maaf padamu. Maaf disetiap pesan, maaf disetiap
kabar. Tapi hari ini aku sudah menemukan alasan untuk mengucapkan terimakasih
dan untuk seterusnya, terimakasih adalah untukmu.
Terimakasih karena
pernah ada, karena pernah menjadi teman yang sangat baik. Untuk semua pesan
lama, untuk semua video chat, untuk kamu yang mengajarkanku bangga menjadi diri sendiri, semua ini adalah
karenamu. Terimakasih karena pernah mengenalkan lagu-lagu athem yang aneh,
mengenalkan rusia. Terimakasih karena pernah berkunjung ke UI. Terimakasih sudah
menyempatkan waktu untuk membaca tulisanku. Terimakasih karena mengizinkan aku
untuk masuk ke duniamu, melihat dari balik kacamatamu walau hanya sesaat. Terimakasih.
Terimakasih karena
sudah menginspirasi.
Sekarang,
aku tidak akan lagi bertanya kenapa. Kenapa kita berakhir seperti orang asing
satu sama lain, kenapa kita tidak bisa akrab seperti dulu, kenapa kenapa dan
kenapa, aku tidak akan bertanya lagi. Aku paham, mungkin waktunya sudah habis. Mungkin
waktu kita untuk merasa seperti itu sudah kadaluarsa—walaupun aku tau tidak
pernah ada pertemanan yang kadaluarsa. Atau mungkin Cuma aku, yang merasa
spesial.
Tidak apa.
Sekarang hingga
waktu yang akan datang aku ingin bertemu denganmu dalam perasaan nyaman. Bukan perasaan
bersalah maupun takut, apalagi gila saat namaku—entah bagaimana—disebut-sebut
bersamaan dengan namamu. Bukan pula perasaan sedih. Sekarang, setiap mendengar
namamu aku akan teringat pada nenekku dan percakapan kami hari ini. Dan daripada
bersedih, aku akan bersyukur karena kamu pernah ada dan ‘menyelamatkan’ nenekku
dengan ceritamu.
Kamu akan
mengingatkanku pada nenek itu dan setiap kali akan mengingatkan lagi dan lagi
bahwa aku sudah menemukan apa yang penting untuk diriku. Kamu, tentu saja
penting untukku. Tapi nenekku lebih penting. I’d do everything to make her
smile again.
Menjadi perawat
adalah hal yang penting untukku atau paling tidak, something i think im really
good at. Being nurse means everyday you will touch life or life will touch you
and today, life touch me. You have no idea how much i want to tell you about
this ‘profesi’ thingy. It really drives me crazy but set me on fire at the same
time. Kinda exhausting and exciting. Weird, isn’t?
“saya mah
dulu pernah jalan sama lima laki-laki sekaligus. Yang ini ngajak jalan, hayu. Besok
yang sana ngajak jalan, hayu juga. Cuma satu, saya gak mau dikurangajarin”
Kamu tidak
tau...
“...kakek
mah gak pernah cemburu. Dia oke aja saya jalan sama yang lain. ‘saya percaya
sama kamu’ gitu katanya”
...betapa
aku ingin...
“orang-orang
bilang saya perempuan gak bener karena mau jalan sama banyak laki-laki. Tapi kata
si kakek ‘ya gimana, saya udah terlanjur cinta sama dia. Asal satu, kamu jangan
bunting sama lelaki lain!’ hahaha”
....memelukmu....
“...saya
pernah pacaran sama orang belanda, ganteng banget! Saya bawa ke kampung dia
diem aja. Dikasih golok saya sama bapak saya hahaha”
....berterimakasih....
“....bukan
sedih lagi, kaya orang gila saya waktu denger kakek meninggal. Anak saya waktu
itu masih pada kecil-kecil. Tapi saya harus semangat!”
.....karena
sudah membuat nenekku tertawa dan bercerita sebanyak ini hanya dengan satu ‘pancingan’.
Terimakasih.
akupun sampai sekarang masih terus belajar cara mengungkapkan perasaan secara asertif, salah satunya dengan menulis karena aku masih tidak bisa kalau ngomong secara langsung. be brave. be wild. be silly. but dont forget to be true to your self.
akupun sampai sekarang masih terus belajar cara mengungkapkan perasaan secara asertif, salah satunya dengan menulis karena aku masih tidak bisa kalau ngomong secara langsung. be brave. be wild. be silly. but dont forget to be true to your self.
Esok akan
aku pastikan jika nenek bertanya tentangmu aku akan menjawab: “sudah nek, sudah
aku relakan dengan baik-baik”
Selamat melanjutkan
hidupmu. Sampai jumpa dilain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar