Kamis, 07 September 2017

Rindu Aku yang Dulu

selama perjalanan menuju pondok pesantren si bungsu, mobil kami menyusuri lapang persawahan yang menghijau melankolis. anginnya bertiup romantis. panas matahari terik. tapi pikiranku tidak tertuju pada keromantisan alam siang itu. pikiranku bertumpu pada betapa aku merindukan diriku yang dulu. 

aku adalah anak yang  pernah besar di pesantren. ya, aku tau kamu terkejut. aku mengenyam tiga tahun pendidikan di asrama khusus putri Assyifa Boarding School, Subang. meski nama kerennya boarding school (sekolah berasrama), pesantren tetap saja pesantren. kamu bisa lihat di google seperti apa sekolahnya dan bisa banyangkan betapa romantis alamnya. 

sekolahku berada di kaki bukit. mepet ke sawah. dekat perkebunan nanas Subang yang terkenal itu. untuk mencapai sekolahku  kamu harus melewati berjejer-jejer kebun karet dan jalan berliku-naik-turun layaknya di pegunungan. 
selama tiga tahun disana, hidup berdampingan dengan alam yang romantis, kamu pasti dapat menebak aku tumbuh menjadi seperti apa. ya, aku menjadi seorang gadis yang sangat dekat dengan alam. 

dekat. banget. 
mari kita definisikan dekat dengan alam ini. 
dekat dalam artian...tidak takut kotor. bersedia cebur ke sawah berlumpur, tanpa alas kaki, dengan cacing di bawah jari-jari, menanam padi, dan tertawa. tidak takut gelap. di tempat kami sering juga mati listrik. tapi begitu listrik mati bintang di langit akan langsung menampakkan diri. indah. bahkan kami kecewa jika listrik kembali dalam waktu singkat. tidak takut basah. hujan? terobos saja dengan tertawa. tidur beralaskan rumput beratapkan langit berbintang, berjalan tanpa alas kaki, tidur diatas jerami, naik gunung berulang kali, dan masih banyak lagi. 

selama tiga tahun aku menjadi anak alam. tapi lihat aku sekarang? 

tidak mau basah karena hujan. mengeluh saat sepatu basah terciprat air hujan. tidak suka terkena panas. bawa payung dan sunscreen kemana-mana. mengernyit setiap kali melihar lumpur. tidak sudi naik gunung. aku yang sekarang jauh berbeda aku yang dulu. 

sering sekali aku bertanya, kemana anak alam itu pergi? tapi tidak pernah kutemukan jawabannya.

aku rindu diriku yang dulu. aku yang bisa bahagia dengan hal sederhana seperti mati listrik atau  tidur diatas jerami kering yang empuk dengan hangat matahari di wajahku dan angin beraroma padi di hidungku. aku yang bisa tersenyum dengan hal-hal konyol yang sederhana. aku yang sesederhana itu. aku rindu. 

apakah aku ingin kembali ke diriku yang lalu? ya. tapi aku tau waktu tidak bisa diputar ulang dan aku tidak mungkin kembali semahal apapun aku mampu membayarnya. aku hanya berharap kesederhanaan gadis itu sedikit saja membekas dalam diri ini. karena bukan berani kotornya yang kubutuhkan. tapi keberanian berjalan dalam gelap dan kesederhanaannyalah yang aku percaya mampu menerangi jalanku di masa depan nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar