Sabtu, 05 September 2015

Tiga Tahun

udah tiga tahun Ra, udah ngapain aja? itu pertanyaan yang langsung dateng begitu dapet id card dari lembaga yang sama, foto yang (agak) gendutan, dan jabatan yang (sedikit) berbeda. aku tertegun. 
ya, sudah tiga tahun di tempat ini. bukan waktu yang sebentar. sudah ngapain aja aku disini? 

masih inget banget waktu pertama kali ketemu Ka Septi, Kabiro PSDM 2013 waktu itu: 
 KS: halo Zahraaa, selamat datang...(menyambut dengan pelukan hangat) 
A: halo kaa...(balas peluk) maaf, tapi ini...siapa ya? 

GUBRAK!!
aku gak kenal sama kabiro ku sendiri ahahaha. soalnya waktu itu diwawancaranya bukan sama Ka Septi. Ka Septi yang ngajarin banyak hal ke aku. mengajarkan tentang cinta, keluarga, berbagi, Ka Septi yang selalu ngelindungin kita, sering banget nraktir makan atau jajan, Ka Septi yang membuka diri dan membuat aku percaya bahwa keluarga yang tidak terikat oleh bloodline adalah benar adanya. Ka Septi yang keren banget. waktu pertama kali ketemu, langsung berpikir: "aku pengen kaya Ka Septi" 
kemudian ada kakak-kakak yang lain, Ka Fita, Ka Sofura, Ka Lina yang selalu ada. yang dengan mereka aku tidak perlu khawatir menampakan warna asliku. aku dulu masih pitik banget, masih butiran debu. apa-apa masih dibantuin, ngerjain tugas masih nanya, masih takut salah. tapi kakak-kakak gak pernah lepas dan meninggalkan aku. mereka selalu bilang, "gapapa Ra, belajar" kemudian aku selalu tersenyum ketika mendengar kalimat itu. 
PSDM BEM FIK 2013 adalah yang membuat aku ingin terus menapaki jalan ini.

dimulai dari situ, perjalanan pun dimulai. dimulai dari staff yang gak ngerti apa-apa, kemudian mulai menjadi yang mengajarkan sesuatu pada teman-teman di PSDM 2014. ada Aini, Desti, dan Yeni. tidak mudah memang, tapi kami berhasil melaluinya hingga sampai tujuan. 

hingga akhirnya tiba waktuku untuk membentuk keluarga kami sendiri. Aku bersama Ana, yang sama berjalan dari PSDM 2013-2014, kini membentuk PSDM 2015. 

dari yang semula diajarkan, sekarang aku mengajarkan 
dari yang semula ditraktir, sekarang aku mentraktir 
dari yang semula ditinggalkan, sekarang aku meninggalkan. 

manusia berkembang, begitu juga dengan aku. kita tidak bisa selamanya jadi anak kecil. ada saatnya kitalah yang akan mengajarkan, mentraktir, dan meninggalkan sesuatu untuk generasi berikutnya. untukku, saat itu adalah sekarang. 
memang masih jauh dari sempurna. rasanya, aku yang sekarang belum sekeren Ka Septi. setiap memikirkan itu rasanya frustasi sekali. aku ingin jadi keren. aku ingin jadi yang mengajarkan banyak hal pada generasi penerusku. aku ingin mereka teringat selalu, seperti aku yang selalu teringat oleh Ka Septi. 

apakah itu mungkin? 

untuk Ana, 
Na, ayo kita jadi lebih keren lagi!