Sabtu, 21 Mei 2016

Makeup Guilty Pleasure

Apa menurutmu bagian yang paling menarik dari belanja alat makeup? Kenapa perempuan hobi banget belanja makeup? Memangnya kesenangan macam apa sih yang mereka dapatkan dari belanja makeup? Koleksi? Bukan. Menurutku, bagian yang paling menarik dari belanja makeup adalah memilihnya.

Wait. Kenapa memilih bukan koleksi? Well, koleksi juga seru sih tapi yang paling memuaskan adalah bagian memilihnya.

Makeup stuff di dunia ini banyak buanget. Berbagai brand--local til high end, for different skin tones and skin types, different ingredients, nd also different prices. Dari berbagai jenis perbedaan yang ada, menemukan satu makeup yang pas itu kaya menemukan jodoh dari langit. For example, gue. Gue prefer makeup dari local brand or dugstore. High end is no-no. My skin is oily-combination-acne prone medium tanned in cool tone. Not too pale but not too tanned either. Plus additional requierment i live in tropical area wich is lot of sunlight so my makeup shud do waterproof or oilproof or at least sweatproof.
Nah. Nemu requirement yang kaya gitu tuh yang gak mudah. Belom lagi kalo milih lipstik/eyeshadow akan menambah consideration lagi untuk masalah warnanya. Jadi, belanja makeup itu ribet. Jodoh-jodohan. Kaya nyari jodoh beneran. Dari mulai searching produk recommendation, produk review, mampir ke official website buat baca ingredientsnya, sampe cari online/offline shop yang ngasih best deal. Ribet kan? Pasti. Tapi kalo udah ketemu rasanya luega ruar biasa. Sueneng banget. Puas.

Apalagi kalo ternyata makeup yang kita beli beneran cocok dan sesuai ekspektasi. Beuh.

Itulah mengapa, aku pikir banyak wanita yang tergila-gila belanja makeup. The feeling of rewardness (is that a word, rewardness?), the feeling of satisfaction bahwa apa yang kita pilih adalah pilihan yang benar. Perasaan seperti itu tidak bisa didapat di setiap waktu bukan? The thrill from choosing your own destiny.

Itulah mengapa, aku pikir belanja makeup for the sake of koleksi is not fun. Yes i want to have all of them, all the colors (esp lipstick), tapi akankah mereka semua cocok sama muka aku, sama tipe/warna kulit ku? Kalau gak cocok dan akhirnya gak bisa dipake ya sama aja boong. Cuma jadi barang rongsok yang menuhin laci meja rias aja. Buang-buang uang pula. Mending dipake untuk hunting makeup yang cocok berikutnya.

The last thing is, i think it’s a woman nature to choose something good for their own selves. To use something perfectly fit for them selves and to throw something doesn’t. It’s woman true color and it is woman rights, dont you agree?


ps: Azzahra Nadiyah dalam episode baru beli lipstik Purbasari matte no. 68 dan Wardah Wondershine 02 soft pink

Why Lipstick?

Many people ask me, why are you so addicted to lipstick? What so interesting about it? Pertanyaan macem ini dateng biasanya dari temen-temen gue yang pernah main ke kosan dan ngeliat perbandingan jumlah lipstik dan alat makeup lain di meja gue. Yeah, why?
Honestly, i never thought i could be this lippie-junkie, seriously. It just happened. I dont know why or how or since when, all i know is...the colors are so pretty i want them all!

Yes, right. The main reason why i have 10:1 lipstik dan alat makeup lainnya adalah i need a color for every mood i’m in. For example, im feeling pretty i choose bright pink, i feel down to earth-i-dont-want-people-recognize-me i use warm nude color or brownish color, i feel outsanding today i choose hot red, i feel ugly i dont bother drees up i choose deep red color, etc. Nah you get it now?
Gue bukanlah tipe orang yang sembarangan pilih warna. Gue gak akan beli warna yang sama dua kali atau beli warna cuma karena warna itu lagi ngetrend. Gue beli warna karena 1. Gue belum punya warna itu, 2. Warnanya lucu. 3. Cocok di kulit gue. Kulit gue termasuk coklat medium with blue undertone which is safe karena semua warna masuk, apalagi warna gelap. Orang-orang kebanyak gak pede kalo pake warna gelap tapi gatau kenapa gue malah suka banget sama warna gelap. Deep-red, deep-purple, deep-brown, cocok banget ke muka. Kesannya jadi kaya ngasih statement. Apalagi kalo lagi males banget dandan, i just put my Vampire Red Dear Darling Liptint from Etude House. It’s not even a lipstick but gue suka banget karena cukup ngasih statement buat muka gue kalo lagi kucel.
 

Kalo alat makeup lain-misal bb cream- gue masih bisa bilang gini dalem hati “abisin dulu bb cream yang ini baru abis itu beli yang ini (merk lain yang gue penasaran pengen coba)” janji itu bisa gue tepati kalo sama makeup yang lain. Cuma buat lipstik aja yang gak pernah bisa gue buat janji macem itu. Lipstik pertama gue Red-A 604 sampai sekarang bahkan masih belum habis padahal gue kemarin baru beli lipstik ketujuh Revlon Super Lustrous creme no 423 Pink Velvet.
I never intend to be lippies junkie, but if i am, i like it better.