Kamis, 04 Desember 2014

Sepi Untuk ku

Karena pernah merasa sepi kamu akan lebih menghargai sebuah kebersamaan.
Sebenernya sudah lama pengen nulis ini tapi awalnya masih gak tau gimana cara merangkainya dalam  kata, hingga hari ini.

Seperti kalimat pembuka diatas, aku ingin minta maaf. karena sifat kekanakanku yang selalu berfokus pada diri sendiri tanpa menyadari keadaanmu, aku banyak menyalahimu. Aku menyalahimu atas kekanakan yang aku sendiri sebabkan. Aku minta maaf. harusnya sejak awal aku sadar bahwa saat ini kamulah pasti yang sedang berada dalam masa-masa tersulit. Kamulah yang  harus dikuatkan. Kamulah yang paling butuh banyak dukungan. Kamulah yang mungkin paling merasa sepi. Karena di tempat yang tinggi, anginnya sangat kuat bukan?

Karena pernah merasa sepi, kini aku tau bagaimana cara menghargai sebuat kebersamaan. Dengan ini aku harap kamu tidak pernah merasa sepi lagi. Meski beban tanggung jawab menggunung di atas pundakmu, jangan pernah ragu untuk meminta tolong. Menangislah saat ingin menangis, nyatakan lemah ketika lemah, nyatakan lelah ketika lelah. Berjalanlah lebih lambat ketika kaki terasa tak mampu lagi berlari. Terjatuhlah, kemudian bangkit lagi. Karena aku tau kamu kuat dan akan menjadi lebih kuat lagi, dan karena selalu akan ada aku disini, menguatkanmu.


Aku tidak pandai merangkainya dalam ucapan kata, sejak saat ini mungkin pertemuan mungkin akan menjadi momen langka. Makan siang bersama mungkin hanya saat istemewa. Curhat bersama bisa jadi tidak mungkin lagi. Mungkin aku akan merasa sepi. Namun ketika sepi datang, aku akan selalu ingat bahwa aku punya kamu dan kamu selalu punya aku dan kita akan selalu memiliki satu sama lain. sehingga saat sepi itu datang ingatlah saat-saat kita bersama dan hargai setiap momennya.