Senin, 12 Desember 2016

Monolog Aku



Aku bertanya seratus, tidak, seribu kali sebelum menulis ini. Haruskah aku menulisnya? Akhirnya setelah seribu kali berpikir, kuputuskanlah untuk menulis.
***
Hari itu seperti biasa...
"nek, gimana kabarnya hari ini?"
"baik" tapi bagiku dia tidak nampak baik-baik saja.
"bagaimana perasaannya hari ini?"
"ini disini" sambil nunjuk dadanya.
Singkat cerita, aku tau nenek merasa sedih karena anaknya sudah lama tidak menjenguknya. Ia nampak tidak bersemangat.
Aku elus tangannya sambil memutar otak, bagaimana cara membuatnya bersemangat kembali?
“nek, kemarin orang yang aku suka jalan bersama sahabat dekatku”
Kalimat itu....spontan terlontar.
Dan seperti sama spontannya, tiba-tiba nenekku tertawa.
.
.
.
Hingga tidak terasa satu setengah jam percakapan kami berlalu. Aku tidak terlalu mengingat detail percakapan kami tapi aku ingat ada kata-kata “Zahra ini cantik, udah. Sarjana, udah. Mandiri, udah. Ngapain masih berharap sama laki-laki kaya gitu??!”, “jadi perempuan itu harus tegas! Kamu tanya ke kawanmu itu, kamu suka sama dia? Tanya ke laki-laki itu, kamu suka sama dia? Kalau sama-sama suka yaudah, tinggalin!”, “buktiin kamu bisa lebih baik dari dia!”

Aku tersenyum.

“kalau jodoh juga gak bakal kemana”

“nenek gimana tau kalau kakek jodohnya nenek?”

“dia itu baik. Baik banget. Makanya pas dia meninggal saya gak pernah terbersit sedikitpun untuk nikah lagi”

Aku tersenyum lagi. Kali ini lebih lebar.
***
Percakapan pagi ini adalah percakapan yang tidak akan aku lupakan seumur hidup. Aku ingin menangis dan tertawa pada saat yang bersamaan. Menangis karena mengingatmu dan tertawa karena aku berhasil membuat nenek tersenyum kembali.

Kamu tidak tau, betapa siang itu aku ingin langsung menekan nomormu di ponselku untuk mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena telah membuat nenekku tertawa dan bersemangat lagi hari ini. Terimakasih.
Mungkin kamu akan berpikir bahwa terimakasihku sangat tidak masuk akal tapi nenekku adalah orang yang berharga. Sama seperti kamu. Aku sudah menyayanginya sejak percakapan pertama kita dan melihatnya bersedih pagi ini sangat menghancurkan hatiku. Di panti ini nenek tidak punya siapa-siapa. Panti ini bukan seperti rumah sakit dimana seseorang bisa meninggalkan rumah sakit jika sudah sembuh dari sakitnya. Tapi bukan juga rumah singgah. Panti ini adalah tempat terakhir mereka. So either die or run away, they’ll be here forever. That part really broke my heart. So i try as hard as i could to make her feel comfortable.
***
Aku sudah sangat sering mengucapkan maaf padamu. Maaf disetiap pesan, maaf disetiap kabar. Tapi hari ini aku sudah menemukan alasan untuk mengucapkan terimakasih dan untuk seterusnya, terimakasih adalah untukmu.

Terimakasih karena pernah ada, karena pernah menjadi teman yang sangat baik. Untuk semua pesan lama, untuk semua video chat, untuk kamu yang mengajarkanku  bangga menjadi diri sendiri, semua ini adalah karenamu. Terimakasih karena pernah mengenalkan lagu-lagu athem yang aneh, mengenalkan rusia. Terimakasih karena pernah berkunjung ke UI. Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisanku. Terimakasih karena mengizinkan aku untuk masuk ke duniamu, melihat dari balik kacamatamu walau hanya sesaat. Terimakasih.

Terimakasih karena sudah menginspirasi.

Sekarang, aku tidak akan lagi bertanya kenapa. Kenapa kita berakhir seperti orang asing satu sama lain, kenapa kita tidak bisa akrab seperti dulu, kenapa kenapa dan kenapa, aku tidak akan bertanya lagi. Aku paham, mungkin waktunya sudah habis. Mungkin waktu kita untuk merasa seperti itu sudah kadaluarsa—walaupun aku tau tidak pernah ada pertemanan yang kadaluarsa. Atau mungkin Cuma aku, yang merasa spesial.

Tidak apa.

Sekarang hingga waktu yang akan datang aku ingin bertemu denganmu dalam perasaan nyaman. Bukan perasaan bersalah maupun takut, apalagi gila saat namaku—entah bagaimana—disebut-sebut bersamaan dengan namamu. Bukan pula perasaan sedih. Sekarang, setiap mendengar namamu aku akan teringat pada nenekku dan percakapan kami hari ini. Dan daripada bersedih, aku akan bersyukur karena kamu pernah ada dan ‘menyelamatkan’ nenekku dengan ceritamu.

Kamu akan mengingatkanku pada nenek itu dan setiap kali akan mengingatkan lagi dan lagi bahwa aku sudah menemukan apa yang penting untuk diriku. Kamu, tentu saja penting untukku. Tapi nenekku lebih penting. I’d do everything to make her smile again.  

Menjadi perawat adalah hal yang penting untukku atau paling tidak, something i think im really good at. Being nurse means everyday you will touch life or life will touch you and today, life touch me. You have no idea how much i want to tell you about this ‘profesi’ thingy. It really drives me crazy but set me on fire at the same time. Kinda exhausting and exciting. Weird, isn’t?

“saya mah dulu pernah jalan sama lima laki-laki sekaligus. Yang ini ngajak jalan, hayu. Besok yang sana ngajak jalan, hayu juga. Cuma satu, saya gak mau dikurangajarin”

Kamu tidak tau...

“...kakek mah gak pernah cemburu. Dia oke aja saya jalan sama yang lain. ‘saya percaya sama kamu’ gitu katanya”

...betapa aku ingin...

“orang-orang bilang saya perempuan gak bener karena mau jalan sama banyak laki-laki. Tapi kata si kakek ‘ya gimana, saya udah terlanjur cinta sama dia. Asal satu, kamu jangan bunting sama lelaki lain!’ hahaha”

....memelukmu....

“...saya pernah pacaran sama orang belanda, ganteng banget! Saya bawa ke kampung dia diem aja. Dikasih golok saya sama bapak saya hahaha”

....berterimakasih....

“....bukan sedih lagi, kaya orang gila saya waktu denger kakek meninggal. Anak saya waktu itu masih pada kecil-kecil. Tapi saya harus semangat!”

.....karena sudah membuat nenekku tertawa dan bercerita sebanyak ini hanya dengan satu ‘pancingan’.

Terimakasih.
akupun sampai sekarang masih terus belajar cara mengungkapkan perasaan secara asertif, salah satunya dengan menulis karena aku masih tidak bisa kalau ngomong secara langsung. be brave. be wild. be silly. but dont forget to be true to your self. 

Esok akan aku pastikan jika nenek bertanya tentangmu aku akan menjawab: “sudah nek, sudah aku relakan dengan baik-baik”

Selamat melanjutkan hidupmu. Sampai jumpa dilain waktu.

Minggu, 28 Agustus 2016

masih nyambung sama posting sebelum ini, masih berbau kelulusan. 
setelah skripsi, timbul pertanyaan baru yaitu...'abis lulus mau ngapain?'emang beneran deh ya, orang indonesia itu mau ikut campur aja urusan orang. baru juga selesai kuliah udah ditanya mau ngapain, kerja? nikah? sekolah lagi? kalo gue mah jawabnya...mau ngaso dulu! capek bok abis skripsian setengah idup (bukan setengah mati), mau istirahat sejam-dua jam dulu masa gak boleh sih. hih.

 
abis lulus mau ngapain? 

menanggapi pertanyaan tersebut, jawaban temen-temen gue beda-beda. 
program kuliah gue adalah kuliah akademik 4 tahun dengan program lanjutan profesi atau program klinik atau bahasa awamnya program koass selama satu tahun. jadi total pendidikan kita lima tahun. tapi gue cukup terkejut ketika beberapa teman memiliki rencana hidup yang berbeda. 
seorang teman berencana untuk menikah, seorang lagi berencana untuk kerja. ada yang sudah diterima kerja, ada yang masih harus cari pekerjaan. ada juga yang membangun pekerjaan baru. semua jawabannya beragam. jujur gue kaget karena sejak awal sebelum pendidikan ini dimulai sudah ditekankan pentingnya mengikuti program profesi oleh pihak kampus. tapi nyatanya masih ada teman-teman yang berhenti hanya sampai tahap akademik. ketika ditanya kenapa, jawabannya pun sama beragamnya. mulai dari terdapat kendala di berbagai macam aspek, sampai jawaban yang paling umum adalah 'tidak passion di bidang ini'. lalu, bagaimana dengan gue? 

  
 kerja, nikah, kuliah lagi, atau melanjutkan skripsi yang 
belum selesai 

gue termasuk orang yang membiarkan semua berjalan dengan alami. let it flow bahasa kerennya. itu artinya gue akan dengan lapang dada mengikuti program profesi setahun kedepan. tapi apa iya gue mau ikut profesi cuma karena ikutan flow aja?
menurut kalian, apakah terdengar lebay kalo gue bilang: gue sudah jatuhh cinta dengan profesi ini? berlebihan kah? 
gue gatau apakah gue bisa menjadi perawat profesional yang hebat kaya Florence Nightingle, gue juga gatau apa gue bakal bisa ambil AGD dalam satu kali tusukan. tapi yang gue tau, gue suka dengan profesi ini. buat gue alasan itu aja sudah lebih dari cukup untuk melanjutkan profesi ini dan membawanya ke tingkat yang lebih serius.

 kita semua pemberani! 

karena profesi ini bukan profesi yang mudah, maka gue sadar orang-orang yang sejak awal tidak passion disini mungkin memang tidak akan bisa melanjutkannya. God create special women and make them nurses, katanya sih. makanya, gak sembarang orang bisa 'tahan' di profesi ini. 

 Hidup Mahasiswa!

sementara gue masih harus menunggu satu tahun untuk selesai bergelar 'mahasiswa', untuk sebagian temen gue ajang kelulusan ini berarti benar-benar 'lulus'. benar-benar keluar dari dunia kampus menanggalkan gelar mahasiswa dan menuju dunia yang asli. serem banget gak sih bok ngebayanginnya? it gives me chill, like seriously.
 

gue bukan orang yang suka kejutan. gue gak suka ketidakpastian. gue gak suka digantungin (lho?). 
jalan hidup gue untuk setahun kedepan paling gak udah 'terjamin'. profesi, namanya. jadi kalo ada yang rese nanya, abis lulus mau ngapain? Profesi. jawab langsung, beres. tapi kalau temen-temen gue yang itu ditanya, jawabannya kan belum pasti. mau kerja, tapi belum tau kerja dimana. atau bahkan ada yang belum memutuskan mau kerja atau mau lanjut sekolah lagi. diombang-ambing. 

bagi gue, ketidakpastian yang seperti itu cukup menakutkan untuk diri gue. gue pernah nanya sama seorang temen, lo takut gak dengan ketidakpastian kaya gini? dia bilang rasa takut itu pasti ada. apalagi bakal masuk ke dunia kerja yang kita sama sekali gak paham kaya apa bentuknya, jelas aja takut. tapi cepat atau lambat kita semua pasti harus memasuki masa itu, katanya. jadi dia siap aja menghadapi apapun nantinya yang akan terjadi. 

mendengar jawaban temen gue itu gue jadi ngerasa tertampar. apa yang dia bilang adalah benar. gue juga sooner or later pasti akan masuk ke dunia kerja. cumaaa sekarang lagi kebetulan aja punya waktu lebih untuk menyiapkan diri, yaitu setahun lagi di profesi ini.

 

karena itu, posting kali ini gue dedikasikan untuk teman-teman gue yang sangat pemberani dalam mengambil resiko dan menghadapi ketidakpastian. kalian sungguh berani mampu dengan jujur men-state 'saya tidak passion di bidang ini' dan mundur dengan terhormat. kalian sungguh berani karena walaupun tidak passion, kalian sempat menyelesaikan studi ini sampai akhir, untuk membuktikan tanggung jawab terhadap orangtua. kalian sungguh berani untuk keluar dari comfort zone di kampus dan terbang menuju dunia yang baru.
 

walaupun mulai saat ini pertemuan mungkin akan menjadi sulit karena pekerjaan, profesi, kuliah lanjutan atau bahkan pernikahan, tapi gue akan selalu berdoa untuk kalian. agar kalian bahagia, sehat, dan diberi kedamaian di dalam hati dimanapun kalian berdiri. karena kalian adalah orang-orang pemberani dan gue harap gue juga mempunyai keberanian yang sama jika sudah saatnya tiba. 


kepada teman-temanku yang memutuskan untuk bekerja, kuliah lagi, menikah, maupun yang dengan berani mengambil keputusan untuk melanjtkan skripsi yang belum selesai, kalian adalah kebanggaanku dan akan selalu menjadi individu-individu favoritku.
 

terbanglah yang tinggi, teman-temanku dimanapun kalian berada. 
tebarkanlah manfaat yang banyak, berkaryalah yang bebas, dan tersenyumlah lebih banyak. sampai kita jumpa di belahan dunia yang lain. 

 FIK UI 2012: Cerdas!

sampai jumpa dalam episode kehidupan berikutnya 

sayang kalian <3 br="">

Perjuangan Itu Bernama Skripsi



Hari ini saya mau bercerita tentang satu episode dalam dunia kampus yang pasti dilalui oleh setiap mahasiswa, yaitu skripsi. Empat tahun yang lalu, ah tidak, bahkan satu tahun yang lalu saat menggoda kakak tingkat yang sedang ‘asik’ bersama skripsinya, saya masih menutup mata bahwa suatu hari nanti saya juga akan berada di posisi dia, ‘asik’ bersama skripsi. Saat itu saya masih dalam tahap penyangkalan. ‘ah kan masih lama skripsinya’, ‘masih setahun lagi, santai ajalah’ begitu pikir saya. Namun tak terasa waktu berlalu, kini sayalah yang duduk berada persis di tempat kakak kelas itu. *sad*

Skripsi adalah perjuangan. Mulai dari berjuang pilih area penelitian—karena kalau salah pilih penelitian yang bukan passion maka tamatlah sudah, pilih judul, hingga pilih dosen pembimbing. Sejauh ini semua lancar. Saya berhasil mendapatkan area penelitian yang saya sukai, dengan judul yang saya kuasai, dan dosen yang saya kagumi. Selesai sampai disini? Tentu tidak.

Dalam perjalanan skripsi ini saya bersama seorang teman dalam arahan satu dosen pembimbing. Teman saya ini rajinnya luar biasa. Progresnya kilat macam pembalap motor gp. Satu malam dikasih revisi, besoknya kelar. Lha saya? Buat buka email balasan dari dosen pembimbing aja butuh waktu dua minggu.

Ujian skripsi macam-macam lagi bentuknya. Setiap orang pun berbeda ujiannya. Ada yang datang dalam bentuk judul yang mentok, dosen yang sibuk kaya presiden, lokasi penelitian yang proses ijinnya ribet bener, dan lain sebagainya. Kali ini ujian saya datang dalam bentuk teman satu bimbingan yang rajin banget. Iya, teman saya yang itu. Memangnya kenapa kalau dia rajin banget, salah gitu? Ya gak salah sih, justru bagus banget. Tapi secara dosen kami hanya membimbing dua ekor bocah yaitu dia—si rajin dan saya—si lambat (bukan si malas ya), jadi perbedaan progres kami bisa dibilang sangat timpang. Nah lho, apa itu timpang? Ya pokoknya gitu deh, beda jauh istilahnya mah.

Bagi saya hal tersebut merupakan ujian yang paling besar. Kawan saya sudah mulai penelitian sementara saya seminar proposal aja belum. Dia udah mau sidang akhir, saya masih bikin bab 5. Bagi saya, masa-masa itu adalah masa yang saaaaaangat berat. Rasanya hampir seperti depresi. Suatu malam tiba-tiba hp berbunyi dengan notifikasi pesan dari dosen pembimbing. Dengan takut saya coba buka dan isinya, “Zahra kamu kemana aja? Udah selesai belum bab 5 nya? Udah sebulan lho ini. Temen kamu udah mau maju sidang akhir besok” DHEGG. Kaya disambar petir rasanya. Hampir satu bulan saya hilang kontak dengan dosen karena ngerjain bab 5 sementara temen yang itu udah kelar semua-muanya. Rasanya pengen nangis aja.

Pernah terpikir untuk berhenti? Pernah banget. Pernah terpikir untuk menenggelamkan diri? jangan ditanya! Pernah takut dibenci sama dospem gara-gara lambat bener progresnya? Setiap hari. Sertiap hari pikiran-pikiran buruk itu yang selalu hinggap di kepala gue. Gue takut dibenci. Gue takut dicap anak males, lambat, gak serius kaya temen gue yang satu itu. Pengen berenti, pengen keluar, pengen udahan.

Tapi ternyata sifat keras kepala gue lebih keras dari semua bisikan setan itu.

Sedikit demi sedikit, walau tertatih, meski taku-takut, gue samperin dosen pembimbing minta konsul. Bab 5-6-7 akhirnya lewat meski satu bulan setelah teman yang itu sidang akhir. Gue masih keras kepala mau lulus.

Akhirnya tepat tanggal 29 Juni 2016 gue bisa sidang akhir. Syukur alhamdulillah.....

Gimana rasanya? Undescribeable. Gabisa diungkapin dengan kata-kata. Hari itu saat presentasi kata-kata keluar dengan sendirinya. Tidak ada cemas, tidak ada takut, tidak ada kekhawatiran akan nilai, hanya ada pasrah dan Lillah. Alhamdulillah Allah menunjukkan kuasanya lagi dengan dosen penguji yang komentar “kamu ini progresnya termasuk yang lama, tapi hasil penelitian kamu bagus. Saya suka” dan saat itu semua kesakitan terasa sirna. Tidak teringat lagi malam-malam yang penuh air mata, sulit tidur, dan mimpi buruk tentang skripsi. Tidak ada lagi ketakutan akan dianggap lambat dan malas. Semuanya sirna begitu saja. Alhamdulillah...

They said doing skripsi is more like giving a birth. Once you’ve done, you forget how painful it was.

Ya, itu benar sekali. Nyatanya sampai hari ini saya tidak pernah ingat dipanggail ‘si lambat’ oleh dosen pembimbing saya. Tidak pernah sekalipun beliau bilang ‘kamu kaya dia dong, cepet ngerjainnya’ tidak pernah membanding-bandingkan kami dengan bilang kawan saya yang itu lebih baik dari saya karena lebih dulu selesai. tidak pernah sekalipun. 
yang ada beliau malah mengingatkan saya bahwa waktu pengumpulan sudah dekat, saya sudah bikin abstrak belum? PPT sidang akhir sudah jadi belum? begitu berkali-kali. ah, rasanya kalau sekarang diingat-ingat saya jadi malu sudah banyak berprasangka buruk pada beliau. 

tapi dibalik itu semua, selain berterimakasih pada Allah, orangtua, dosen pembimbing, serta kawan saya yang itu, saya ingin berterimakasih kepada diri saya sendiri. saya masih ingat bagaimana sesaknya tidur malam ketika tidak nampak jalan keluar dari skripsi yang 'tiada ujung' ini. saya masih ingat rasanya ingin menyerah dan tenggelam saja, serta perasaan hopeless-helpless itu saya masih ingat.
karena itu, terimakasih kepada diri saya sendiri tidak menuruti keinginan tersebut. menurut saya, ketika kamu berhasil melewati halangan terbesar dalam hidupmu, tidak ada orang yang berhak diberi ucapan terimakasih tertinggi selain dirimu sendiri. karena kamu sudah begitu kuat bertahan di tengah badai, karena kamu sudah begitu tegar berdiri di kala lemarh dan berhasil menaklukan rasa ingin menyerah. 

jadi, bersamaan dengan berakhirnya tulisan ini, kepada kamu yang sedang berjuang, yang sedang memperjuangkan sesuatu (atau seseorang), yang sedang berjuang namun terasa ingin menyerah, yang sedang merasa lemah dan goyah, atau sedang berada pada posisi terendah, percayalah kamu tidak sendirian. ada saya. saya paham seperti apa rasanya. saya mengerti rasanya ingin tidur yang lamaaaa karena saat bangun semua akan terasa sakit. saya paham rasanya ingin tenggelam saja dari muka bumi karena berjuang terlalu melelahkan. saya paham darah dan sakitnya perjuanganmu. 
tapi percayalah, setelah kesulitan ada kemudahan. ada lega dan haru begitu sampai tujuan. ada puas dan ada bangga. ada senyum tapi lebih banyak tangis bahagia. dan yang paling penting, akan ada kamu yang lebih kuat dari sebelumnya di ujung perjalanan. 

karena itu, coba bisikkan kata-kata ini di kupingmu: sudah hampir sampai. tinggal sedikit lagi. ayo berjuang bersama. kamu sudah berjalan sejauh ini, tidak ada artinya kalau berhenti sekarang. selesaikan atau tidak sama sekali. kamu kuat. kamu bisa. saya percaya kamu bisa. ayo berjuang bersama.

karena saya tau, kamu adalah seorang pejuang. 

Kamis, 11 Agustus 2016

Bertanya tentang Satu Nama

sore itu dalam perjalanan pulang ke Bekasi aku bertanya, "Dia apa kabar?" kamu terdiam. begitu juga aku. kemudian kamu mulai bercerita tentang kabar wanita yang pernah jadi pujaanmu. nama itu, bagi kamu seperti sihir yang membawamu kepada cerita cinta manis jaman SMA. tapi bagiku, nama itu adalah pisau tajam yang mengucapnya saja membuat lidahku kelu dan mendengarnya membuat hatiku nyeri disayat sembilu.

kita pernah menyukai orang dengan nama yang hampir serupa, bukankah itu lucu?  

sesampainya di rumah, aku tidak bisa melepaskan diri dari nama itu. ah, sedang apa dia disana? bagaimana kabarnya? apa ia baik-baik saja? 
lagi dan lagi, hingga hari ini aku memutuskan untuk mengabadikan namanya disini. 
aku bisa saja menyapa dalam akun jejaring sosialnya yang ada dimana-mana. tapi hati ini terlanjur ngilu membayangkan apa yang akan diucapkannya ketika aku melontarkan rindu. hingga malam ini aku memutuskan untuk membuka laptop dan mencari jejak-jejaknya dalam tulisan. ya, aku semenyedihkan itu. dia telah menghapus semuanya tentang kami, ah mungkin baginya tidak pernah ada 'kami', besih hingga tak bersisa. laptop ini beberapa saat yang lalu juga harus direparasi dan hilanglah semua tak bisa terselamatkan. hanya satu-dua memori dalam tulisan, hingga aku ingat pernah menuliskan namanya beberapa kali dalam blog ini. 
satu persatu aku baca tulisanku. tersenyum, meringis, hingga tidak sadar menangis. aku rindu padamu. sesederhana itu. 

ps: ya, namamu akan terus mengisi blog ini...entah sampai kapan. ini aku, dan aku rindu.

Sabtu, 21 Mei 2016

Makeup Guilty Pleasure

Apa menurutmu bagian yang paling menarik dari belanja alat makeup? Kenapa perempuan hobi banget belanja makeup? Memangnya kesenangan macam apa sih yang mereka dapatkan dari belanja makeup? Koleksi? Bukan. Menurutku, bagian yang paling menarik dari belanja makeup adalah memilihnya.

Wait. Kenapa memilih bukan koleksi? Well, koleksi juga seru sih tapi yang paling memuaskan adalah bagian memilihnya.

Makeup stuff di dunia ini banyak buanget. Berbagai brand--local til high end, for different skin tones and skin types, different ingredients, nd also different prices. Dari berbagai jenis perbedaan yang ada, menemukan satu makeup yang pas itu kaya menemukan jodoh dari langit. For example, gue. Gue prefer makeup dari local brand or dugstore. High end is no-no. My skin is oily-combination-acne prone medium tanned in cool tone. Not too pale but not too tanned either. Plus additional requierment i live in tropical area wich is lot of sunlight so my makeup shud do waterproof or oilproof or at least sweatproof.
Nah. Nemu requirement yang kaya gitu tuh yang gak mudah. Belom lagi kalo milih lipstik/eyeshadow akan menambah consideration lagi untuk masalah warnanya. Jadi, belanja makeup itu ribet. Jodoh-jodohan. Kaya nyari jodoh beneran. Dari mulai searching produk recommendation, produk review, mampir ke official website buat baca ingredientsnya, sampe cari online/offline shop yang ngasih best deal. Ribet kan? Pasti. Tapi kalo udah ketemu rasanya luega ruar biasa. Sueneng banget. Puas.

Apalagi kalo ternyata makeup yang kita beli beneran cocok dan sesuai ekspektasi. Beuh.

Itulah mengapa, aku pikir banyak wanita yang tergila-gila belanja makeup. The feeling of rewardness (is that a word, rewardness?), the feeling of satisfaction bahwa apa yang kita pilih adalah pilihan yang benar. Perasaan seperti itu tidak bisa didapat di setiap waktu bukan? The thrill from choosing your own destiny.

Itulah mengapa, aku pikir belanja makeup for the sake of koleksi is not fun. Yes i want to have all of them, all the colors (esp lipstick), tapi akankah mereka semua cocok sama muka aku, sama tipe/warna kulit ku? Kalau gak cocok dan akhirnya gak bisa dipake ya sama aja boong. Cuma jadi barang rongsok yang menuhin laci meja rias aja. Buang-buang uang pula. Mending dipake untuk hunting makeup yang cocok berikutnya.

The last thing is, i think it’s a woman nature to choose something good for their own selves. To use something perfectly fit for them selves and to throw something doesn’t. It’s woman true color and it is woman rights, dont you agree?


ps: Azzahra Nadiyah dalam episode baru beli lipstik Purbasari matte no. 68 dan Wardah Wondershine 02 soft pink

Why Lipstick?

Many people ask me, why are you so addicted to lipstick? What so interesting about it? Pertanyaan macem ini dateng biasanya dari temen-temen gue yang pernah main ke kosan dan ngeliat perbandingan jumlah lipstik dan alat makeup lain di meja gue. Yeah, why?
Honestly, i never thought i could be this lippie-junkie, seriously. It just happened. I dont know why or how or since when, all i know is...the colors are so pretty i want them all!

Yes, right. The main reason why i have 10:1 lipstik dan alat makeup lainnya adalah i need a color for every mood i’m in. For example, im feeling pretty i choose bright pink, i feel down to earth-i-dont-want-people-recognize-me i use warm nude color or brownish color, i feel outsanding today i choose hot red, i feel ugly i dont bother drees up i choose deep red color, etc. Nah you get it now?
Gue bukanlah tipe orang yang sembarangan pilih warna. Gue gak akan beli warna yang sama dua kali atau beli warna cuma karena warna itu lagi ngetrend. Gue beli warna karena 1. Gue belum punya warna itu, 2. Warnanya lucu. 3. Cocok di kulit gue. Kulit gue termasuk coklat medium with blue undertone which is safe karena semua warna masuk, apalagi warna gelap. Orang-orang kebanyak gak pede kalo pake warna gelap tapi gatau kenapa gue malah suka banget sama warna gelap. Deep-red, deep-purple, deep-brown, cocok banget ke muka. Kesannya jadi kaya ngasih statement. Apalagi kalo lagi males banget dandan, i just put my Vampire Red Dear Darling Liptint from Etude House. It’s not even a lipstick but gue suka banget karena cukup ngasih statement buat muka gue kalo lagi kucel.
 

Kalo alat makeup lain-misal bb cream- gue masih bisa bilang gini dalem hati “abisin dulu bb cream yang ini baru abis itu beli yang ini (merk lain yang gue penasaran pengen coba)” janji itu bisa gue tepati kalo sama makeup yang lain. Cuma buat lipstik aja yang gak pernah bisa gue buat janji macem itu. Lipstik pertama gue Red-A 604 sampai sekarang bahkan masih belum habis padahal gue kemarin baru beli lipstik ketujuh Revlon Super Lustrous creme no 423 Pink Velvet.
I never intend to be lippies junkie, but if i am, i like it better.

Rabu, 13 April 2016

I Should've Hold You Tighter

I should've hold you tighter, since you're important to me 
i should've told you that words years ago.
have you ever feel when something goes wrong, you dont know what happen you just know it's wrong and you seem lost because a second ago everything was right and now it's all messed up. have you ever experience something like that? i know it's a bit vague.
i'm sorry i dont write it in bahasa this time. i cant. it's too much hurts.

this story start with a thing called friendship. is it? is it friendship we had last time? i dont know what that is. in fact, i'm not sure it's friendship because we're so close more than friend. we were so close we videocalled each other. we were so close i sang lullaby for you to sleep. we were so close. four years ago.
but look at us now. we barely talk. you barely call my name. we're stranger to each other. what happen? what happen to us? even if im not sure there happen to be 'us'.
i should've hold you tighter. becuse you are important to me. 
you said you did this to every friends of yours. you said it's not a big deal. IT IS A BIG DEAL FOR ME. you did this. you slipped from my finger without me realise.
i know four years is a lot of times. maybe i changed by time. or maybe you changed. or maybe we just grow up. but HOW? SINCE WHEN? WHY? why cant i see that change? why...so many why because i dont see that coming. because all i know everything was fine and perfect and we had each other but you threw me away for something i dont know why.
i should've hold you tighter. you are important to me, dont you know that?
you erased everythis as if nothing happen. as if i never existed. but i am. so does our last chat history.
i thought maybe we just grow up. maybe time brings us to grown up version of ourselves. but if it is, it shouldn't change our friendship, right? love comes and goes but friendship stays.
the grown up version of ourselves, i can understand if you're busy and cant do many videocall like the last time we did, i can understand that. i can understand if you have a girlfriend who abandon you to chat with other girl, i can understand that too. i can understand everything. everything.
but everything you told me was we had nothing. i am a stranger. i am outsider. i cant understand that.
i cant believe i lost you. i cant believe myself i lost you. i should've hold you tighter. 
maybe time.
four years is a lot of time, right? for baby to grow up, people to change, feeling to fade.
maybe i was too busy back then i abandon you and you were waiting. maybe because i didn't come back in time you go. maybe i did something something wrong i didn't realise four years ago and you mad at me. maybe maybe maybe there're a lot of maybe in my head. i try to picture everything and find out since when, why, how, we became stranger like this.

so help me, okay? help me find out what's wrong and explain to me. i wont ask you to talk back like we used to. i wont ask you to go back the time we were okay because we're not. i wont ask you to be 'you' i know back then. i just ask you to explain to me what happened, what did i do wrong, when did everything start to going wrong. i just need that so i can let you go.
i should've hold you tighter because you are important and you still do and always do.

Minggu, 10 April 2016

My Face Treatment Routine

Healthy skin is indeea a beautiful skin, don't you agree? makanya meskipun males setengah mati, face treatment adalah harga mati! #serem 

Awalnya pengetahuan gue tentang face treatment cetek abis. Gue kira dengan facial wash saja sudah cukup. Tapi berbekal keingintahuan yang besar dan demi masa depan yang lebih cerah (secara harfiah pun) maka dimulailah pencarian dari satu web ke web yang lain. Sampai saat ini face treatment gue pun masih dirasa belum sempurna. Tapi ya paling gak sudah lebih baik daripada hari kemarin sambil sedikit demi sedikit nabung demi face treatment yang paripurna. 


Pagi 

Bangun tidur ku terus mandi. Setelah bangun tidur gak ada treatment khusus, langsung mandi dan cuci muka pake facial wash. Facial wash yang gue pake merk sejuta umat, Ponds anti-bacterial facial scrub karena kulit gue normal cenderung berminyak. Artinya, kulit gue gak sensitif dipakein produk apa aja bisa cuma rada berminyak di beberapa area jadi rentan terhadap jerawat dan sejauh ini Ponds membantu mengontrol jerawat gue. Oiya kulit gue juga alergi bengkoang. Aneh ya? Pernah sekali pake masker dan toner bengkoang langsung jerawatan.
By the way, Ponds adalah facial wash yang pernah gue coba in my entire life, like since the first time i knew facial wash, i used Ponds. Gak pernah coba yang lain. Kalo variannya sempet ganti sana-sini dan semuanya cucok, cuma yang anti-bacterial ini memang disesuaikan aja sama kebutuhan kulit gue. 

Ponds Anti Bacterial Facial Scrub 


Tip: 1. when you wash your face, mind your hand hygiene. Perhatikan kebersihan tangan lo sebelum cuci muka. Jangan abis BAB langsung cuci muka. Usahakan cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun, dan kalo gue prefer sabun tangan/handwash dibedain sama sabun badan. Dengan begitu saat tangan lo nyentuh wajah, semua dalam keadaan bersih. 2. Cuci muka maksimal 2x sehari. Cuci muka dengan facial wash itu mengangkat minyak alami wajah kita. Kalo keseringan wajah kita akan terasa kering alih-alih bersih. Kalo gue cuci muka pagi saat mandi dan saat hapus makeup sepulang dari aktivitas diluar. Sebelum tidur gue gak cuci muka lagi.

Setelah cuci muka, pake moisturaiser. Nah ini bagian penting yang suka banget disepelekan oleh kita. Ngerasanya ‘muka gue udah berminyak, ngapain pake moisturaiser lagi’. Et salah. Justru karena muka berminyak jadi harus pake moisturaiser, supaya kulit tidak memproduksi minyak berlebih lagi, karena wajah sudah lembap. 
Gue pake moisturaiser mist dari Napca. Ini pertama kalinya nyobain moisturaiser mist dan serius sumpah enak banget. No fragrance. Adem banget. Apalagi buat yang tinggal di daerah panas atau pantai. Gue pernah bawa ini waktu ke pantai dan gue gak bisa berenti nyemprotin produk ini ke muka gue. Sumpah adem banget. It takes time to set, tapi sambil nunggu nyerep biasanya gue sambil sisiran dan mempersiapkan bibir gue. 

Napca Moituraizer Mist dari NU Skin 
moisturaizer yang water-based kaya gini yang paling cocok untuk kulit berminyak 

Tip: 1. Cara pake moisturaiser mist itu simpel. Ambil jarak 15-10cm depan muka, semprot di bagian yang lo pengenin. Kemudian ratakan dengan tangan. 2. Moisturaiser takes time to set. Sekitar 30-1 menit, beda-beda. Bisa diakalin dengan dikipas-kipas and voila! 3. Bingung cari moisturaiser? Produk lokal seperti Citra hazeline atau Ponds flawless white juga bisa jadi alternatif moisturaiser. Emang di Indonesia jarang ditemukan moisturaiser yang murni, biasanya udah dimix sama whitening tapi gapapa, gak menghilangkan fungsi moisturaisernya kok. 

Sambil nunggu moistiraise nyerap, gue mempersiapkan bibir pake lipbalm. Ada yang pernah tau lip conditioner? Gue pake lip conditioner dari Pixy. Ini juga enak banget. Fragrance free, color free, dan berminyak tapi gak parah. Sebelumnya gue pake baby lips. Sekarang pun gue masih punya baby lips color, tapi dibanding pendahulunya, gue lebih suka baby lips yang no color. Lebih intense lembapnya dan lebih tinggi spf nya (iya, baby lips maybelline ada spf-nya). Jadi kalo di rangking kira-kira baby lips dan Pixy lip conditioner menempati peringkat pertama di hati gue, diikuti oleh baby lips color. 
Pixy Lip Conditioner 
my currently lipbalm 

Fyi aja, bibir gue suka pecah-pecah gitu kalo abis pake baby lips color dan karena berwarna, pecahannya juga ikut berwarna. Gak banget deh pokoknya. Padahal sodaranya--baby lips biasa--gak kaya gitu. 

Maybelline Baby Lips Anti-oxidant berry, my number one lipbalm!

 
Maybelline Baby Lips Color in Pink Lolita 
yang selalu ada di makeup pouch gue, just in case. gak terlalu suka hasil akhirnya 
yang pecah-pecah-berwarna, tapi kalo untuk di ruang ber-AC ini cukup menyelamatkan. 

Setelah moisturaiser kering, baru mulai makeup. Setelah moisturaiser ada pentingnya diikuti sun screen dan makeup primer baru kemudian makeup. Tapi karena BB Cream yang gue pake sudah ber-spf dan belum ada budget buat beli primer jadi dua step itu gue skip. Oiya sebelum pake lipstik gue gak lupa untuk hapus lipbalmnya dulu. Pake tisu di bloating atau ditepuk-tepuk ringan aja ke bibir. 

Sore
Sore pulang kuliah muka udah lusuh banget pastinya. Eits, tapi itu bukan alasan untuk malas membersihkan muka lho ya. Pulang kuliah untuk bersihin makeup gue pake yang murah meriah but ajaib enough, Viva lemon milk cleanser. Lagi-lagi lemon untuk kulit berjerawat. Kalian boleh pake makeup remover, tapi gue lebih prefer pake milk cleanser karena sekalian mengangkat noda komedo (yeah, right. Gue komedoan). Kenapa gue bilang ajaib enough, karena dengan harga yang murah meriah ini bisa menghapus makeup like makeup remover does. Liquid lipstik, eyeliner, sampai maskara juga bisa. Habis itu dilanjutkan dengan Viva lemon toner.

Viva Lemon Milk Cleanser and Toner
my duo saver

Tip: 1. Usahakan membersihkan wajah berlawanan dengan arah gravitasi. Ini dimaksudkan agar wajah tidak turun. 2. Jangan sekali-kali menggosok wajah. Usap dengan lembut secara satu arah. 3. Gue mulai pakai milk cleanser dan toner ini atas saran beauty adviser langganan (baca: salon) untuk mengatasi komedo. Dan memang benar, setelah rutin komedo mulai berkurang. Paling gak jadi gak terlalu keliatan.

Setelah pakai toner baru cuci muka pakai facial wash. Setelah cuci muka dan dikeringkan biasanya gue pake Napca moisturaiser mist lagi untuk mengembalikan kelembapan kulit. Tapi kalo lagi males biasanya gak pake apa-apa. Untuk sementara kulit dibiarkan bernafas tanpa memakai produk apapun. Rasanya legaaa~~~

Malam
Sekiranya udah ngantuk dan mau tidur, gak bisa langsung tidur begitu aja dong. Masih ada rangkaiannya lagi. Biasanya gue sikat gigi dan wudhu sebelum tidur. Setelah air wudhu kering, gue pake Acne sealing gel di beberapa jerawat gue-kalo lagi ada. Acne ini lumayan, harganya affordable, hasilnya gak instan tapi pelan tapi pasti.


Acnes Sealing Gel
masih gak terlalu ampuh sih kalo buat jerawat, tapi mengingat harganya...
ya bolehlah.. 

Tip: 1. Jerawat memerah? Use eyedrops. Obat tetes mata -Visine- selain mengurangi merah di mata juga bisa mengurangi merah pada jerawat yang lagi mateng-matengnya. Beri satu tetes Visine pada jari yang bersih dan tepuk lembut pada area jerawat yang memerah. Dijamin besok pagi pasti langsung kempes. 2. Kalo mau acne cream yang lebih mumpuni, coba Nourish Skin acne sealing gel. Harganya lebih mahal daripada Acnes tapi hasilnya juga lebih cepat terlihat.

Visine, penyelamat dikala jerawat merah merona 

Setelah pake krim jerawat gue pake serum. Serum ini sebenernya banyak macamnya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kulit. Kalo mau putih pake whitening serum, ada acne serum, ada juga anti-aginh serum. Gue sejauh ini pake repair serum dari The Therapy nya The Face Shop, which is sample yang dibawain temen gue dari Korea. Repair serum ini hebat banget karena baru sekali pake aja udah berasa banget di gue perubahannya.
Tapi karena ini cuma sample size, begitu habis gue gak kuat belinya. Hiks. Akhirnya beralih ke Fair & Lovely whitening vitamin. Banyak orang yang nanya ke gue, does it work? Yes, it works. Gue punya beberapa scar bekas jerawat. Gue pakein krim itu dengan ditepuk lembut dan setelah beberapa hari lumayan juga, bekasnya jadi agak memudar. Iya gue gak pakein krim itu ke seluruh muka gue. Gue cuma pake di area yang ada dark spotnya atau yang memang tidak rata warna kulitnya. Satu hal yang menurut gue sangat mengganggu dari Fair & Lovely adalah wanginya yang terlalu menyengat. Sayang sekali padahal produknya lumayan bagus untuk kategori produk lokal. Repurchase: maybe no. Abis itu pake lipbalm sekali lagi
Fair & Lovely 
lumayan buat ngurangin bekas jerawat, tapi wanginya gak nahan. 

Setelah itu bobo, oiya jangan lupa untuk tidur yang cukup dan minum air putih satu gelas sebelum dan sesudah bangun tidur. Hidrasi yang baik adalah kunci kulit sehat.

ps: all pict are from google 
pss: i'm sorry im still lacking in taking pictures so....pake dari google aja gapapa ya?