Kamis, 18 November 2010

Review: Let Go


Judul: Let Go setiap cerita punya ruang sendiri di dalam hati
Penulis: Windy Puspitadewi
Penerbit: Gagas Media, 2009

ini adalah satu dari sepuluh novel yang berhasil gue "jarah" dari sobat gue. novel ini yang gue baca pertama kali dan amazingly, bener-bener nyentuh hati gue banget. makanya gue mau nulis review cerita ini biar seru!

cerita ini dimulai dari cowo bernama Caraka. dari sepengamatan gue, si Raka tuh cowo serampangan yang emosian, yang ototnya lebi gede dari otaknya. trus si Raka ini dimasukin secara paksa sama wali kelasnya ke klub mading sebagai hukuman karena sering berantem (Hhehee). disana, ada dia ketemu ama temen-temen yang aneh bin ajaib.

ada Nathan cowo pinter yang dingin. klo gue sih memvisualisasikan si Nathan ini dengan cowo tinggi, putih, kurus dan berkacamata. soalnya begitulah dalem bayangan gue. si Nathan ini orangnya individualis banget. dia ga suka kalo ada tugas kerja kelompok and hobi nolak setiap cewe yang menembaknya dengan kejam. trus ada Nadya. dia ini ketua kelas di kelas Raka. cewe ini pinter. yahhh..kedua lah setelah Nathan. tapi dalem buku ini digambarin kalo si Nadya ini kuat banget. maksutnya, dia bisa ngerjain semuanya sendirian dan ga pernah butuh bantuan orang lain. yang terakhir adalah Sarah. Sarah ini tipe cewe pendiem yang emang paling enak buat digentcet si. bukan apa-apa. masalahnya dia ini ga pernah bisa bilang "engga" sama orang yang mau manfaatin dia. yaaa...taulah ya maksut gue

nahhh..mereka berempat ini adalah orang-orang freak yang ga pernah bisa nyatu. setiap ketemu pasti berantem ato sindir-sindiran. yang kasian tuh si Sarah karena ga bisa ngapa-ngapain klo udah pada berantem. pokonya udah kaya hawa dingin yang nusuk-nusuk deh klo pada mulai sindir-sindiran. hmmm..

oke, back to the point. seiring dengan berjalannya waktu, Raka mulai kenal rekan-rekannya satu persatu. emang dasar si Raka itu tukang ikut campur(bukan tukang es campur lho!), dia paling ga bisa ngebiarin klo ada temennya yang pusing karena msalah. pasti dia bakal komen seenak jidatnya. tapi anehnya setiap komen Raka itu selalu nyadarin temen-temennya tentang kesalahan mereka. dan anehnya lagi, Raka sama sekali ga bisa ga peduli ama sobat-sobat anehnya itu.

perlahan-lahan hubungan mereka mulai membaik. apalagi mereka semua punya satu kesamaan. yaitu seneng banget nonton film. jadinya mereka sering ngobrol-ngobrol tentang movie gtu dan mulai bersahabat. dari situ biasalah, ada cinta segitiga(biasa~). Sarah-Raka-Nadya. Sarah suka Raka karena cuma Raka yang peduli sama dia. tapi Raka suka sama Nadya yang cerdas. dan Nadya?

pokonya cara Raka nembak Nadya tuh norak abis deh. tapi disitu Raka jujur banget dan itu jadi bagian yang paling manis di novel ini. gue juga mau tuh klo ditembaknya kaya gtuokeh, balik ke topik! pokonya dipercintaan segitiga ini ga ada yang terluka sama sekali karena mereka udah mulai saling ngerti dan bisa menerimanya. sekarang tinggal Nathan.

Nathan adalah bagian yang paling gue suka dalam novel ini. dia sempurna. pinter, ganteng, (sangat)kaya dan jago taekwondo. tapi dia selalu terlihat kesepian dan jaga jarak. selidik punya selidik, ternyata Nathan punya kanker otak stadium tiga. bayangkan!!! idupnya ga bakal lama lgi. jadi dia berusaha jaga jarak sama semua orang biar saat dia mati ga ada orang yang ngerasa kehilangan (gue paling suka bagian ini!) tapi Raka ngerubah semuanya. dengan ototnya yang lebi gede dari otaknya itu, Raka malah ngebuat Nathan ga bisa lari lagi. sebenernya Raka sendiri ga pernah nganggap mereka bersahabat. tapi Nathan cuma mau jujur tentang penyakitnya pada Raka. dan cuma Nathan seorang yang ngebela Raka saat guru mtk bilang bahwa Raka itu bodoh. karena itu dia ga punya pilihan lain. Raka ngebujuk Nathan untuk ikut operasi. emang awalnya Nathan ga mau si, tapi dengan bakat ngomong seenak jidatnya itu Nathan jadi tersentuh sama kata-kata Raka dan mau ngejalanin operasi.

ini adalah novel yang buaguuuussss banget. bahasanya sederhana dan dibawain dengan sederhana tapi pesan dari novel ini langsung bisa nyampe ke hati. gue ampe nangis lho bacanya (pengakuan!) pokonya gue pengen banget jadi kaya si Raka ini. walopun dia dodol banget di pelajaran sains, tapi dia tau banyak tentang film dan serius ama cita-citanya. dia juga punya tindakan dan kata-kata yang selalu menginspirasi buat orang laen. terutama kebaikan hatinya. semoga kalian suka review ini

"hanya ada dua cara untuk menjalani hidup ini. cara pertama adalah menganggap seakan-akan tidak ada keajaiban. cara kedua adalah seolah-olah segala sesuatu adalah keajaiban"
(Albert Einsterin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar